Tata Letak Komponen Komputer
Konfigurasi Motherboard
Konfigurasi motherboard, dikenal juga sebagai pengaturan sistem hardware, adalah hal yang sangat penting. Konfigurasi motherboard membutuhkan hal-hal berikut:
· memasang CPU
· memasang heat sink dan kipas
·
memasang RAM
·
menghubungkan kabel
power supply pada konektor listrik motherboard dan sambungkan berbagai konektor
lainnya pada switch (pengatur) yang tepat serta lampu status pada panel depan
case.
·
Mengeset BIOS sistem
Mengkonfigurasi Konektor
Mengetahui peta lokasi memungkinkan
konfigurasi motherboard yang tepat untuk konfigurasi (penyusunan/pengaturan)
case dan lampu motherboard pada bagian depan panel case, yang juga disebut
bezel atau faceplate (lempengan muka). Untuk pengaturan disket, selalu ingat
bahwa garis berwarna pada kabel data adalah pin 1. Konektor yang lebih modern
sebagian besar ‘dikunci’ dengan sebuah pin yang hilang ataupun
konektor yang tersumbat, sehingga tidak mungkin melakukan kesalahan dalam
pemasangan. Kebanyakan, kabel berwarna pada kabel listrik adalah positif
sementara kabel berwarna putih atau hitam sebagai ground atau negatif. Konektor
I/O umumnya mengikuti konvensi standar industri. Informasi yang lebih lanjut
dapat diperoleh dari buku panduan motherboard.
Mengkonfigurasi BIOS
Chip ROM BIOS dan Complementary
Metal Oxide Semiconductor (CMOS, dieja “see-moss”) berisi software yang
mengatur dan merekam konfigurasi master untuk keseluruhan komponen dalam
sistem, termasuk juga yang berada pada motherboard dan seperangkat chip logis.
BIOS memiliki interface (antarmuka) khusus yang dapat diakses setelah uji
diagnosa POST dijalankan. BIOS mengeset komponen-komponen lain seperti halnya
tipe hard drive, CD-ROM, dan setting floppy. Interface BIOS dapat dijalankan
dengan keyboard, atau berupa gambar yang digerakkan dengan mouse. Ketika drive
dilepas, memory diupgrade (diperbarui), atau papan adapter ditambahkan, setup
BIOS perlu diupdate/diperbarui untuk menampilkan/mengenali perubahan
konfigurasi dan kemudian disimpan di dalam chip CMOS.
Mengkonfigurasi Prosesor
Motherboard harus dikonfigurasi
berdasarkan frekuensi processor yang akan dipasang. Pengaturan ini berbeda
untuk setiap tipe motherboard dan prosesor. Semua spesifikasi berasal dari
pabrik dan dapat ditemukan pada buku petunjuk yang disertakan bersama dengan
produk. Secara khusus, buku panduan motherboard akan menjelaskan bagaimana CPU
dengan frekuensi bus dihubungkan. Pastikan bahwa CPU yang digunakan mendukung
kecepatan bus serta kecepatan clock CPU. Kenyataan bahwa motherboard sesuai
dengan semua kecepatan, tidak berarti bahwa CPU tersebut mampu menjalankan
semua perbedaan/variasi yang dapat dikonfigurasi.
Jumper
Jumper pada sebuah komputer
sebenarnya adalah connector (penghubung) sirkuit elektrik yand digunakan untuk
menghubungkan atau memutus hubungan pada suatu sirkuit. Jumper juga digunakan
untuk melakukan setting pada papan elektrik seperti motherboard komputer.
Fungsi Jumper ini dalam komputer
digunakan untuk menyeting perlengkapan komputer sesuai dengan keperluan. Pada
saat ini penyettingan lewat Jumper sudah mulai berkurang penggunaannya. Sebab,
semua fungsi setting saat ini sudah menggunakan outo setting sehingga
memudahkan pengguna atau perakit komputer untuk tidak banyak menggunakan
Jumper.
Jumper pada komputer biasanya
digunakan pada Motherboard, Harddisk dan Optical Disk, dan pada beberapa VGA
Card tertentu.
Jumper pada Motherboard
1. Jumper Clear CMOS
Jumper CMOS biasanya terletak di
dekat Baterai CMOS. Biasanya terdapat 3 kaki (pin) pada jumper ini. Fungsinya
adalah untuk menyimpan dan me-reset CMOS (sebuah IC program pada Motherboard)
pada posisi default (Setting Awal/Pabrik).
Biasanya pada pin ke 1 dan 2 bila
dihubungkan dengan sebuah Jumper maka CMOS pada posisi normal akan menyimpan
setiap settingan yang kita ubah pada CMOS/BIOS. Dan bila Jumper kita ubah pada
posisi 2 dan 3, maka komputer akan kembali pada posisi default.
Jika kita melakukan setting yang
salah terhadap CMOS/BIOS maka jika terjadi kesalahan yang mengakibatkan
komputer tidak bisa hidup, maka dengan melakukan Clear CMOS komputer akan
kembali ke posisi awal sebelum kita melakukan perubahan pada CMOS/BIOS.
Begitu pula Jumper Clear CMOS ini
bisa digunakan bila komputer tidak bisa menyala akibat kita lakukan perubahan
pada hardware, misalnya processor, tetapi karena CMOS/BIOS telah menyimpan
setting pada komputer yang lama dan tidak mampu membaca processor yang baru
saja anda gantikan maka jumper bisa digunakan.
Jumper ini juga digunakan bila
pengguna lupa pada password yang digunakan pada BIOS. Dengan melakukan Clear
CMOS, maka password yang dibuat akan hilang dengan sendirinya.
2. Jumper Bus Clock/Bus Speed
Jumper ini berfungsi untuk menyeting
Bus Clock pada processor. Pada saat ini, hampir bisa dibilang jumper ini jarang
digunakan. Fungsi setting yang tadinya diatur oleh jumper sekarang sudah dibuat
outo atau bisa disetting lewat BIOS.
Pada gambar diatas adalah salah satu
contoh dari komputer Pentium I, yang terdiri dari Bus 50, 55, 60, 66 dan 75.
Bus ini terdapat pada processor. Disetiap Bus yang kita pilih, ada petunjuk
mengenai penggunaan jumpernya.
3. Jumper Bus Ratio
Seperti halnya jumper Bus Clock/FSB,
jumper ini pun bisa dibilang sudah tidak dipergunakan kembali. Jumper ini
adalah ratio perkalian dari processor. Misalnya processor Pentium I 133 MHz
dengan Bus/FSB 66, maka Rationya adalah 2x. Maka kita melakukan setting sesuai
dengan petunjuk yang terdapat pada keterangan baik di Motherboard maupun buku
manual.
4. Jumper VGA
Jumper ini biasanya terdapat pada
Motherboard yang menyediakan VGA onboard beserta Slot VGA sebagai tambahan.
Jumper, biasanya terdiri dari 3 kaki/pin yang digunakan untuk memilih apakah
yang digunakan VGA onboard nya atau Slot VGA. Sama sepert jumper bus clock,
jumper ini sudah jarang dipergunakan dan diganti dengan outo setting, sehingga
tanpa melakukan setting apapun, VGA akan memilih sendiri yang mana yang
dipergunakan.
5. Jumper Audio
Jumper Sound, adalah jumper yang
dipergunakan untuk mengaktifkan suara. Jumper ini biasanya terdiri dari 10 pin
berjejer dengan pin nomor 8 kosong. Jika pengguna mengaktifkan Audio di depan
Casing, maka otomatis, soket Audio di casing telah mengaktifkan jumper Audio
ini. Tapi bila tidak, persiapkan sebuah jumper untuk menghubungkan pin nomor 5
dan 6, juga pin nomor 9 dan 10, sebab bila tidak suara tidak akan keluar
sekalipun driver telah masuk. Dan kejadian ini sering terjadi dimana Audio
tidak bisa terdengar dan orang yang tidak mengerti akan kebingungan dan mengira
Sound onboard dari Motherboard anda mati.
6. Jumper USB Power
Jumper ini biasanya terdapat pada
Motherboard yang memiliki fasilitas 2 jenis Slot memory, misalnya Motherboard
yang memiliki slot memory SDRAM dan DDR1, atau DDR1 dengan DDR2, maka untuk
memilih salah satu slot diperlukan setting jumper memory.
8. Jumper pada Harddisk atau Optical
Disk (CDRom, DVD, dll)
Jumper pada Harddisk dan Optikal
Disk biasanya untuk menentukan status pada harddisk atau optical disk. Status
pada harddisk/optical disk apakah akan dijadikan Master atau Slave.
Hal ini penting di perhatikan
melakukan tandem (penggabungan harddisk dengan harddisk, atau harddisk dengan
optical disk pada satu kabel). Bila status sama-sama master, maka keduanya
tidak akan terdeteksi oleh Motherboard. Karena itu yang satu harus menjadi
Master dan yang satu menjadi Slave.
Pada Motherboard tertentu, status
Slave pada harddisk tunggal (tanpa melakukan tandem) tidak akan dapat di deteksi
oleh Motherboard.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar